Minggu pertama Fabian sekolah di toddler High Scope


Genap 5 hari Fabian sekolah di High Scope dimulai dari Senin 30 Maret 09. Hari pertama saya terus terang bingung harus menemani atau tidak, tapi berhubung tidak ada satu pun guru disana yang menjelaskan kepada saya, akhirnya saya menemaninya terus sampai pulang. Hari pertama, Fabian senang sekali berjalan ke sekolah sambil melihat air mancur di perjalanan. dia terlihat cukup enjoy dengan sekolahnya (karena saya selalu ada di belakangnya bila di mencari). Dia mengikuti beberapa kegiatan bersama anak-anak lain yang kurang lebih seumur dengan Fabian.

Hari kedua, Fabian ditemani oleh papanya. tapi berhubung ada urusan perbaikan rumah, papanya hanya menemani sampai stg 10. Lalu babysitter Fab menggantikannya sampai pulang. Sebenarnya hal ini tidak diperbolehkan di sana, kaena hanya ortu yang boleh masuk. tapi saya tidak tahu sebelumnya. Dihari kedua ini, fabian menangis beberapa kali, pada saat masuk kekelas setelah dari outdoor playground, dan pada saat dikelas dan pada saat ke ruang serbaguna.

Hari ketiga, saya menemani Fabian kembali. Karena belum dapat berbincang-bincang dengan gurunya, saya belum yakin dapat meninggalkannya sendirian. Akhirnya saya kembali menemaninya sampai pulang sekolah. Di hari ketiga, Fabian menangis pada saat mau masuk kelas, mungkin teringat pengalaman sebelumnya. Dia juga menolak bermain di ruang serba guna dan merengek sambil berkata “ma, puang”.

Setelah pulang sekolah, saya berbincang dengan ketiga gurunya, miss ii, miss novi dan miss ari. Mereka menanyakan ttg kebiasaan Fabian, apa kesukaannya, apa yang membuat dia menangis dan bagaimana cara menenangkan kalau dia sedang tantrum dan yang terakhir apa harapan saya dengan menyekolahkan Fabian. Saya menjawab bahwa saya berharap dengan sekolah, Fabian mendapatkan stimulus yang lebih optimal dan terarah dari kurikulum yang benar, selain itu untuk menanamkan disiplin. Setelah itu, kita sepakat bahwa besok Fabian akan benar2 ditinggal. Saya berkata pada guru2 tsb, bahwa Fabian belum pernah dibiarkan sendiri tanpa pengawasan orang yang dikenalnya sebelumnya. Mohon untuk mencoba mendekati Fabian dan ada disana bila dia membutuhkannya. Bukan berarti saya tidak mau dia mandiri, tapi bagaimanapun akan sulit untuknya lepas sama sekali dari kebiasaannya.

Nah mulailah hari ke empat.. Saya, Fabian dan babysitternya berjalan seperti biasa dengan mampir dulu di air mancur didekat sekolah. Dia berhenti sejenak ketika melihat sekolahnya, tapi kemudian melangkah lagi. Sesampai di outdoor playground, dia bermain seperti biasa. Lalu tiba saatnya saya say “good bye”. Some how dia tau gelagat saya akan pergi, dia mendekat dan minta digendong. Tapi saya mengatakan dengan lembut “Fabian, mama sudah bilang kemarin kan, sekarang Fabian main dengan miss ii yah.. mama kerja dulu.” Seketika, dia menangis sekeras-kerasnya. Gurunya berusaha mengambil Fabian dari pelukan saya, saya memberikannya dan berpaling pergi dari Fabian. Terdengar suara tangisan Fabian selama saya berjalan menjauh. Begitu berat rasanya melihat air matanya bercucuran dan jerit tangisnya. Semoga dia mengerti, bahwa kejadian ini bukan menandakan saya tidak peduli padanya.  Tapi dari beberapa orang tua yang saya tanya pengalamannya, mereka juga mengalami proses ini. Dan semakin cepat dia di tinggal disekolah, maka makin cepat proses adaptasi anak.

Saya berjalan dengan sekuat tenaga menahan keinginan untuk menoleh kebelakang. Setelah keluar dari playground, saya berusaha mendengar suara hati saya, ternyata saya tidak merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Sepertinya dia akan baik-baik saja.

Hari ini dimulai dengan tangis luar biasa. Pada saat Fabian dan teman-temannya berjalan dari playground ke kelas, susternya mengintip dan menemukan Fabian sedang digendong oleh miss ii dan tidak menangis lagi. Dikelas pun dia tidak menangis, tapi satu jam sebelum pulang, dia kembali menangis dan minta pulang. Tapi berdasar info dari gurunya, dia tidak mengeluarkan air mata (yang biasanya bertanda bahwa dia hanya merenggek)

Hari kelima, Fabian kembali saya temani ke sekolah. Kali ini kita naik mobil, sesuai permintaan Fabian.  Sama seperti biasa, mampir dulu untuk melihat air mancur. Berhubung pagi ini Fabian sama sekali tidak mau maem pagi, akhirnya kita menemaninya dulu makan lemper pilihan Fabian dari toko kue di dekat sekolah. setelah menghabiskan setengah lempernya, saya dan suster bergegas utk keluar dari playground. Fabian seperti biasa, mengetahui gelagat saya, dia mulai menangis kembali.

Berdasar info dari gurunya, Fabian masih seperti hari sebelumnya, menangis keras ketika ditinggal dan ketika 1 jam sebelum pulang. Selama dikelas dia minta selalu ditemani oleh miss ii. Dia belum bisa dilepas.

Fiuh, akhirnya akhir pekan datang.. fabian libur. .Tapi entah kenapa sekarang dia menjadi sensitif. Bila ada keinginannya yang tidak dimengerti atau tidak dituruti, dia akan menangis. Saya berusaha untuk tidak menuruti rengekannya.. Oh my god.. it’s so hard to do.. Hope next week he finally get over it..

5 responses to “Minggu pertama Fabian sekolah di toddler High Scope

  1. lalu bagaimana fabian skrg? sudah bs benar2 dilepas tanpa menangis disekolah mom? 🙂

  2. bagaimana dengan fabian skrng sudah ada perkembangan???

    • Dear Fabrian,

      Thanks for the attention.. Fabian sekarang sudah sangat lancar berbicara dan sangat kritis.. Semoga dia betah disekolahnya..

  3. mbak saya mau nanya, di high scoop itu kan bahasa pengantarnya bahasa inggris aja. apa nanti anaknya jadi susah ngomong indo ya? tolong infonya ya, saya sekarang lagi bingung mau nyekolahin anak saya, sekarang 17 bulan. sekarang anaknya mbak masi di highscoop ndak? saya maunya nyekolahin anak saya di sana karena deket rumah

    thanks

    • Salam kenal mbak Tini. fabian masih di highscope. Sekarang dikelas tk a. Dari pengalaman saya, fab malah lebih lancar bahasa indonesia, karena di rumah hanya pake bahasa indo. Tapi kalau disekolah dia juga ngerti english, cuma jawabnya dlm indo juga. Toh gurunya jg kebanyakan org indo, jd bisa campur2 juga.

Leave a reply to hen Cancel reply