Tag Archives: full time mom

Surat untuk para ibu berani yg memutuskan untuk menjadi full time mom

You’re made the right decision mom!

Kalimat ini yg saya baca di sebuah chat dengan teman lama yg sudah lama tak jumpa ketika dia mengetahui saya sudah berhenti kerja.  Tak disangka kalimat dukungan yg sederhana tersebut membuat hati ini lebih tenang. Membutuhkan waktu 5tahun untuk akhirnya saya berani membuat keputusan ini. Banyak hal yg menjadi pertimbangan, selain financial, kesukaan saya dengan pekerjaan dan lingkungan kerja dan kepuasan terhadap hasil karya sendiri adalah yang paling memberatkan untuk melepasnya.

Beberapa minggu awal, rasanya campur aduk, antara senang, bosan, cape, santai, kesal, semua campur aduk. Ada saat dimana saya senang luar biasa, dimana saya bisa melihat tingkah laku renata yg lucu dan menggemaskan atau mengetahui logika fabian yg semakin berkembang. Ada saat dimana fabian mulai marah dan tidak mau diajak bicara atau renata tidak mau makan yang membuat stress. Ada pula saat saya menyadari bahwa keputusan saya terlambat, karena karakter fabian yg berumur 5tahun sudah terbentuk dan sulit sekali untuk merubahnya. Dan yang paling sulit adalah ada kala dimana saya rindu berkarya di pekerjaan saya, bekerja bersama tim saya.

Saya rasa saat ini saya sudah menyadari bahwa saya membuat keputusan yg benar!
Saya merasa beruntung, karena Tuhan telah memberikan jalan hidup yang luar biasa ini. Tidak semua orang bisa merasakan indahnya mengandung, melahirkan dan menyusui. Terutama para ayah, mereka tidak bisa menandingi ikatan batin antara amak dan ibunya karena ketiga hal tersebut.

Tidak semua ibu bisa seberuntung ibu rumah tangga, yang bisa bersama anaknya 24 jam sehari, melihat perkembangan mereka, menemani mereka saat dibutuhkan. Ibu adalah satu-satunya orang yg sangat, mempengaruhi penentuan masa depan anak. Akan seperti apa sifat mereka, cara pikir dan karakter mereka ditentukan diawal hidup anak disaat mereka membutuhkan kehadiran, perhatian dan contoh dari orang tuanya.

Saya ingin mengatakan kepada para ibu yang sedang bimbang, atau yang mungkin menyesali keputusannya menjadi ibu rumah tangga..bahwa ANDA TELAH MEMBUAT KEPUTUSAN YG BENAR!

Sekarang saatnya berkarya melalui anak-anak kita. Kalau sebelumnya karya seorang pekerja adalah keberhasilan di proyek atau tercapainya target perusahaan, kini karya seorang ibu terukir dalam kehidupan anak-anaknya kelak.

Mulailah berlatih! Tidak hanya ketrampilan fisik, tapi juga kepandaian mengolah emosi, mengenal sifat dan karakter anak, mencari cara unik yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak, dan kesadaran diri bahwa perilakunya akan selalu menjadi contoh untuk anaknya.

Janganlah serahkan tugas mulia yang Tuhan berikan untuk ibu kepada babysitter atau pembantu. Anak-anak adalah titipan Tuhan. Dengan ajaibnya mereka menyerap semua hal di awal masa hidupnya. Kesempatan ini hanya satu kali dan tidak bisa diulang kembali.

Walau terlihat sepele, banyak hal yg harus dipelajari ibu. Karena mendidik anak perlu banyak pengetahuan. Anak seperti apakah yg menjadi tujuan ibu, peraturan apa yg perlu dibuat, bagaimana konsisten dalam peraturan, membedakan manja dan kesedihan, bagaimana flexibel dengan keadaan.

Yang paling sulit adalah membentuk disiplin (self control) pada anak, kemandirian, ketrampilan memecahkan masalah dengan berbagai macam solusi,mengolah emosi, bersosialisasi, percaya diri, dan yang terakhir persistensi untuk mencapai tujuan.

Saya rasa ukuran keberhasilan ibu tidak dapat dilihat dalam jangka pendek seperti kemampuan baca tulis, berhitung, bahasa atau, musik atau ketrampilan lainnya. Keberhasilan ibu terlihat pada saat anaknya berhasil mencapai kebahagian sejati.

Mari ibu ibu Indonesia, kita bentuk masa depan lebih baik dengan membentuk generasi penerus yg berkualitas.

Surat untuk para ibu berani yg memutuskan untuk menjadi full time mom

You’re made the right decision mom!

Kalimat ini yg saya baca di sebuah chat dengan teman lama yg sudah lama tak jumpa ketika dia mengetahui saya sudah berhenti kerja.  Tak disangka kalimat dukungan yg sederhana tersebut membuat hati ini lebih tenang. Membutuhkan waktu 5tahun untuk akhirnya saya berani membuat keputusan ini. Banyak hal yg menjadi pertimbangan, selain financial, kesukaan saya dengan pekerjaan dan lingkungan kerja dan kepuasan terhadap hasil karya sendiri adalah yang paling memberatkan untuk melepasnya.

Beberapa minggu awal, rasanya campur aduk, antara senang, bosan, cape, santai, kesal, semua campur aduk. Ada saat dimana saya senang luar biasa, dimana saya bisa melihat tingkah laku renata yg lucu dan menggemaskan atau mengetahui logika fabian yg semakin berkembang. Ada saat dimana fabian mulai marah dan tidak mau diajak bicara atau renata tidak mau makan yang membuat stress. Ada pula saat saya menyadari bahwa keputusan saya terlambat, karena karakter fabian yg berumur 5tahun sudah terbentuk dan sulit sekali untuk merubahnya. Dan yang paling sulit adalah ada kala dimana saya rindu berkarya di pekerjaan saya, bekerja bersama tim saya.

Saya rasa saat ini saya sudah menyadari bahwa saya membuat keputusan yg benar!
Saya merasa beruntung, karena Tuhan telah memberikan jalan hidup yang luar biasa ini. Tidak semua orang bisa merasakan indahnya mengandung, melahirkan dan menyusui. Terutama para ayah, mereka tidak bisa menandingi ikatan batin antara amak dan ibunya karena ketiga hal tersebut.

Tidak semua ibu bisa seberuntung ibu rumah tangga, yang bisa bersama anaknya 24 jam sehari, melihat perkembangan mereka, menemani mereka saat dibutuhkan. Ibu adalah satu-satunya orang yg sangat, mempengaruhi penentuan masa depan anak. Akan seperti apa sifat mereka, cara pikir dan karakter mereka ditentukan diawal hidup anak disaat mereka membutuhkan kehadiran, perhatian dan contoh dari orang tuanya.

Saya ingin mengatakan kepada para ibu yang sedang bimbang, atau yang mungkin menyesali keputusannya menjadi ibu rumah tangga..bahwa ANDA TELAH MEMBUAT KEPUTUSAN YG BENAR!

Sekarang saatnya berkarya melalui anak-anak kita. Kalau sebelumnya karya seorang pekerja adalah keberhasilan di proyek atau tercapainya target perusahaan, kini karya seorang ibu terukir dalam kehidupan anak-anaknya kelak.

Mulailah berlatih! Tidak hanya ketrampilan fisik, tapi juga kepandaian mengolah emosi, mengenal sifat dan karakter anak, mencari cara unik yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak, dan kesadaran diri bahwa perilakunya akan selalu menjadi contoh untuk anaknya.

Janganlah serahkan tugas mulia yang Tuhan berikan untuk ibu kepada babysitter atau pembantu. Anak-anak adalah titipan Tuhan. Dengan ajaibnya mereka menyerap semua hal di awal masa hidupnya. Kesempatan ini hanya satu kali dan tidak bisa diulang kembali.

Walau terlihat sepele, banyak hal yg harus dipelajari ibu. Karena mendidik anak perlu banyak pengetahuan. Anak seperti apakah yg menjadi tujuan ibu, peraturan apa yg perlu dibuat, bagaimana konsisten dalam peraturan, membedakan manja dan kesedihan, bagaimana flexibel dengan keadaan.

Yang paling sulit adalah membentuk disiplin (self control) pada anak, kemandirian, ketrampilan memecahkan masalah dengan berbagai macam solusi,mengolah emosi, bersosialisasi, percaya diri, dan yang terakhir persistensi untuk mencapai tujuan.

Saya rasa ukuran keberhasilan ibu tidak dapat dilihat dalam jangka pendek seperti kemampuan baca tulis, berhitung, bahasa atau, musik atau ketrampilan lainnya. Keberhasilan ibu terlihat pada saat anaknya berhasil mencapai kebahagian sejati.

Mari ibu ibu Indonesia, kita bentuk masa depan lebih baik dengan membentuk generasi penerus yg berkualitas.