Operasi pemasangan implant (pen) pada tangan kanannya berlangsung sekitar jam 3 sore. Fabian ditemanin oleh susternya ketika masuk ke ruang operasi, karena adiknya Renata tidak berhenti menangis ketika berpisah dari kokonya di pintu luar ruang operasi. Setelah fabian diminta meniup balon, dia akhirnya tertidur karena obat bius. Susternya pun keluar dan menunggu bersama saya.
1 Jam sudah berlalu, tapi masih belum ada berita. Saya mencoba mengintip ruang operasi dari balik pintu yang sudah terlihat tua. Rumah sakit Siaga Raya ini memang spesialis tulang. Di lorong kamar, terlihat pasien yang sedang di gips kakinya, tangannya. Jumlah pasiennya pun, tidak sebanyak di RS umum, mungkin karena spesialisasinya. Di lorong kamar Fabian mungkin hanya ada sekitar 10 kamar, dan tidak semua terisi. Walau bangunan dan peralatannya sudah tua, tapi terlihat cukup terawat dan bersih. Susternya pun cukup ramah, walau kadang ada yang kurang cepat tanggap. Continue reading