Pertimbangan dalam pilih Preschool dan sekolah untuk anak


Ternyata memilih sekolah yang baik itu banyak sekali yang harus dipertimbangkan yach…Dari anak saya menginjak usia 1 tahun, saya mulai memikirkan jalur sekolah mana yang akan diambil oleh Fabian.. Sejauh riset saya ada 3 jenis sekolah di indo, yaitu sekolah nasional (bisa swasta,dan negeri), sekolah national plus, dan sekolah international.

Terus terang saya tidak begitu menyukai preschool dan sekolah yang menggunakan kurikulum international. Hal ini didorong oleh hasil pengamatan saya terhadap beberapa anak di sekolah jenis tersebut yang memiliki sifat individualistis tinggi, suka menyombongkan kekayaan keluarganya dan tidak mau bergaul dengan anak lain yang tingkat ekonominya lebih rendah. Selain itu harganya juga sangat mahal dan bila suatu saat keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan untuk anak meneruskan pendidikan dengan biaya yang tinggi, maka perpindahan dari kurikulum international ke nasional akan sulit baik dalam penyamaan nilai dan bagi anak sendiri(perlu adaptasi kembali)

Akan tetapi beberapa waktu belakangan ini, saya mulai melihat adanya pergeseran dari kualitas sumberdaya manusia yang akan dibutuhkan dimasa depan.

  1. kemajuan jaman mendorong orang untuk semakin kreatif dan inovatif. kecenderungan ini sudah terlihat dari banyaknya perusahaan yang menekankan “inovasi” sebagai salah satu value mereka. Bila saya bercermin pada diri saya sendiri yang merasa kurang dalam hal ini, mungkin hal ini disebabkan dari pendidikan yang saya terima tidak mendorong saya untuk memiliki pola pikir yang kreatif. Selama saya belajar, saya hanya menerima teori-teori yang diberikan kepada saya dan berusaha mengerti bagaimana cara menggunakannya tanpa mempertanyakan kembali kenapa teori itu yang dipakai, apakah ada cara lain untuk menuju kesana
  2. Kepercayaan diri dalam mengemukakan pendapat. Karena saya terbiasa didik untuk menerima apapun yang guru katakan sejak kecil, saya hilang kepercayaan diri untuk berinteraksi dikelas. Berbeda dengan anak2 international yang dengan mudahnya mengemukakan pendapat mereka didalam kelas. Kebiasaan ini menjadi cikal bakal ketidak percayaan terhadap diri sendiri dibidang lain termasuk pekerjaan. Padahal kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam mendukung sifat kreatif, sehingga bisa menyakinkan orang lain mengenai penemuan/ide yang telah ia miliki
  3. Presentasi. Saat ini setiap pekerjaan pasti membutuhkan skill yang satu ini. Mungkin ini terlihat seperti suatu keterampilan yang dapat diasah setelah kita dewasa dengan mengikuti kursus/latihan. Akan tetapi kebiasaan untuk berbicara d idepan umum, menjelaskan pemikiran dalam bahasa yang dapat dimengerti orang lain, bukanlah keterampilan yang dapat dipelajari sebentar. Ada sedikit karakter yang harus dipenuhi untuk mendukungnya. Beberapa sekolah international membiasakan anak-anaknya untuk melakukan presentasi mereka sejak dini. Inilah yang dapat membentuk karakter mereka
  4. Terlalu banyak pelajaran yang dipaksakan kepada anak dalam kurikulum nasional yang memaksa anak sampai harus kursus diluar sekolah. Banyak kasus yang saya temukan dimana anak tidak lagi mempunyai waktu yang cukup untuk bermain dan berkumpul dengan keluarga, karena jadwalnya yang sudah padat dari pagi sampai malam. Belum lagi apabila sebagian dari kursusnya adalah buah dari paksaan orang tua, seperti obsesi ortu untuk anaknya dapat menguasai kumon, piano, dll. Alhasil anak malah melihat sekolah sebagai beban, dan tidak ada ilmu yang benar2 melekat dikepalanya.
  5. Metode pengajaran yang terlalu teoritis menyebabkan saya merasa sulit sekali menemukan sendiri rumus apa yang harus dipakai dalam kehidupan sehari2 bila belum ada yang memberikan contoh atau petunjuk. Kalau dikilas balik, dalam mata pelajaran yang saya terima, biasanya saya akan mempelajari contoh2 soal dan belajar bagaimana menyelesaikan soal dari jawaban yang sudah ada. Bukan mencari sendiri sebenarnya teori ini berlaku dibagian mana dari kehidupan

Untuk saat ini saya masih belum dapat memutuskan apa yang terbaik untuk Fabian, tapi setidaknya 5 hal diatas perlu dipertimbangkan juga dalam milih sekolah anak.

Mungkin ada dari kalian yang ingin share pengalamannya? atau merekomendarikan preschool atau sekolah dari pengalaman anaknya.. silahkan berikan komentarnya..

8 responses to “Pertimbangan dalam pilih Preschool dan sekolah untuk anak

  1. ass. saya sangat berterikasih bila artikel anda dikirin ke email saya. sebelum dan sesudahnya terima.kasih!

  2. Dear Budi,

    thank you comment ya..
    bila tertarik dengan articlenya, bisa buat link ke articel ini..

    Thanks.

  3. halu mbak…aku suka baca pemikiranmu, menginspirasiku untuk terus belajar menentukan pola pendidikan untuk anak kecil. aku lagi bikin pre school buat poor people nih..mura meriah tapi berkualitas gitu maunya…mo bantuin ga…? tq

    • Wah seru sekali… walau ga ada pengalaman atau pendidikan dibidang pendidikan/psikologi anak, tapi saya sedang mencari pengetahuan dibidang itu. Coba kalau bisa saya akan bantu..

  4. Annisa Ibunya Athaya

    Saya sangat setuju dengan pemikiran mamanya Fabian. Memang bila dipikir pertimbangan untuk memilih sekolah utk anak sedikit banyak membutuhkan analisa. Terlebih lagi pilihan jenis sekolah sekarang semakin variatif. Memang juga kelima hal yg Mbak sebutkan itulah yg menjadi kunci2 perbedaan antara sekolah biasa vs sekolah plus nasional maupun internasional. Kalau sekolah international saya setuju dengan mbak, dimana anak2 akan tumbuh menjadi individualistis dan cenderung sombong, serta pilih2 teman. Tapi sekolah national plus masih jauh lebih mending. Anak2nya juga tidak terlalu eksklusif. Ini pengamatan saya dari sekolahnya adik saya yg bertaraf national plus. Jadi kalau saya, pilih jalan tengah saja : sekolah national plus. Hehe.

  5. hai mbak, saya juga sekarang sedang bingung soal sekolah untuk anak. anak saya sudah masuk TK A sebuah TK nasional yang berlatar belakang agama. awalnya saya berharap anak saya akan punya bekal agama yang baik dan pendidikan yang fun atau sesuai tepatnya untuk seumurnya. tapi setelah anak saya medapat pr 2 sampai 3 buku sehari (belum termasuk kalau tidak hadir..bisa menumpuklah pr nya)…saya jadi berpikir untuk mencari lagi sekolah alternatif lain.
    saya ngobrol dengan ibu2 dari les musik anak saya..ternyata sekolahnya (nasional plus dan juga sekolah internasional) tidak ada membebani anak seperti itu. unsur pengamatan lingkungan dan bermain lebih diutamakan.
    saya jadi tertarik untuk mencari tahu lebih dalam terlebih dahulu sebelum memutuskan.
    pastinya dengan penuh pertimbangan.

  6. Mbak Annisa,
    terima kasih rekomendasinya. Senang sekali mengetahui ternyata ada ibu yang berpikiran sama. mungkin kapan-kapan bisa ngobrol ttg pendidikan anak.
    Maklum, Fabian adalah anak pertama, sama seperti pengalaman lain, yang pertama selalu penuh percobaan dan kejutan 🙂

  7. Mbak Dewi,
    saya juga sempat terpikir bahwa sekolah national plus dan international akan menggerakkan anak menjauh dari agama. Karena kedua sekolah tersebut biasanya tidak memiliki pelajaran agama didalamnya.

    Tapi setelah diingat2 lagi, sewaktu kecil, saya memandang pelajaran agama sebagai teori. Mungkin bila dikeluarga kita bisa menanamkan nilai agama, hal ini bisa diakomodir yah..

    Anyway, semoga mbak bisa menemukan sekolah yang terbaik yah..

Leave a comment