Cara bermain untuk mengembangkan bakat anak


Sebagai ibu yang baru, memilih mainan anak adalah satu hal yang cukup memusingkan. Pertama harga mainan yang cukup membuat “bangkrut”, karena bila terlalu murah keamanannya diragukan. Kedua, pilihan ibu berbeda dengan pilihan anak, mainan yang terlihat menarik, berwarna dan terlihat bermanfaat, malah tidak pernah disentuh oleh anaknya sendiri. Ketiga, pengetahuan yang terbatas mengenai mainan yang cocok dengan usia anak sehingga pemilihan mainan kadang tidak sesuai dan mainan tersebut tidak dapat dimainkan atau tidak bermanfaat terhadap perkembangan anaknya.
Dengan pemikiran ini, saya berharap untuk mendapatkan jawaban dari seminar yang diadakan Vitalac “cara bermain untuk mengembangkan bakat anak”. Dua hal yang menjadi inti dari seminar ini, yaitu mainan apa yang cocok untuk masing-masing tahapan usia anak dan yang kedua bagaimana cara memilih cara bermain atau mainan yang sesuai minat dan mengembangkan bakat anak. Lalu apa yang saya dapat?


Hal pertama yang perlu diketahui oleh ibu adalah bahwa bermain adalah aktifitas yang sangat penting untuk anak dan merupakan salah satu cara efektif untuk menstimulasi perkembangan tubuh dan otak anak. Oleh karena itu, adalah hak anak untuk mendapatkan waktu bermain, baik main sendiri ataupun ditemani oleh orang tuanya.

Untuk anak dibawah usia 3 tahun, orang tua harus memberikan stimulasi untuk semua jenis intelligence (berdasarkan teori multiple intelligence dari Howard Gardner). Kebanyakan mainan yang dipilih orang tua adalah yang berfokus pada motorik kasar saja, atau logika saja, sedangkan anak pada usia tersebut sedang aktif-aktifnya mengembangkan synapsis di otaknya dan perlu diberikan stimulus menyeluruh termasuk motorik halus, seni, lingkungan hidup, bahasa, intrapersonal, interpersonal, dan spatial.

Kalau dilihat lebih detail, masing-masing mainan memiliki tujuan tertentu.

  1. Pengembangan motorik kasar, mulai dari babymat (utk latihan tengkurap), Babygym (untuk latihan menepak), menarik, naik turun tangga, sepeda,
  2. Melatih motorik halus dan koordinasi mata dan tangan, seperti crayon, menelusuri bulatan pada kawat, memindahkan kelereng/macaroni/benda kecil lainnya, palu dan bench,
  3. Melatih logika, seperti sorter (memasukkan sesuai bentuknya kotak/silinder/dll), Buku yang berisi pelajaran berhitung/mengenal warna/ukuran,dll
  4. Melatih bahasa baik lisan maupun tulisan, seperti dibacakan cerita, kartu baca (kartu yang berisi gambar dan tulisan), mendengar berbagai jenis music, menyanyi
  5. Melatih seni, seperti alat music sederhana (gitar kecil, piano kecil), mainan dengan tuts yang menghasilkan bunyi berbeda, menari, crayon utk menggambar
  6. Melatih interpersonal, seperti mengikuti sekolah minggu, klub bermain, atau sekedar bermain bersama dengan anak disekitar rumah, boneka,
  7. Mengembangkan kecintaan terhadap lingkungan hidup, seperti bermain di taman, memelihara binatang yang aman (ikan, kura-kura), memelihara pohon kecil
  8. Melatih intrapersonal, seperti menceritakan perasaannya ketika sedang emosi, cita-citanya
  9. Melatih kemampuan spatial (melihat bagian dari satu kesatuan), seperti puzzle, camera

Jadi pemilihan mainan bukan hanya dari bentuk dan harganya saja,.. tapi juga dari fungsinya. kalau bisa semua jenis tujuan harus bisa terpenuhi, supaya anak dapat berkembang optimal.

3 responses to “Cara bermain untuk mengembangkan bakat anak

  1. anaku sdh 10bln, benda apapun yg dekat dgnnya slalu dimasukan kedalam mulutnya. bagaimana cara mengatasinya. Tq

    • Hallo mbak lala,

      Salam kenal.. dulu waktu Fabian berumur dibawah 1 tahun, memang masih suka memasukan benda apapun kedalam mulutnya. Saya berusaha menciptakan lingkungan sekitarnya jauh dari benda yang berbahaya bila dimasukan kedalam mulut. Lalu saya juga membelikan beberapa jenis teether untuk di kunyah.. sehingga kebutuhan dia untuk mengigit bisa tersalurkan. Mungkin mbak tertarik membaca posting saya tentang pemilihan teether di salah satu post di blog ini. Pada saat dia mulai memasukan barang kemulutnya, saya berikan teether itu sebagai penggantinya.
      Tapi terkadang, saya membiarkan Fabian mengeksplore benda itu dengan mulutnya. Yang pasti benda itu sudah saya bersihkan terlebih dahulu..

      Pada saat dia mulai melangkah, dengan sendirinya kebiasaan ini berkurang. Jadi mbak tidak perlu khawatir…

  2. Nice simple article… masalah mainan memang kadang anak-anak gak mau teralalu di arahkan ya…? Anak saya sih milih apa aja yang dia suka… walau udah di kasih mainan yang menurut saya bagus buat dia.

    Izin ambil beberapa teorinya ya Mbak..untuk di Blog saya… 🙂

Leave a comment