Apa seh kasus nya?
Fabian yang saat ini berusia hampir 19 bulan, belum menunjukkan kemahirannya dalam kebutuhan yang paling dasar seorang manusia, MAKAN. Entah kenapa dia tidak menunjukkan antusiasnya terhadap kegiatan makan ini. Selama ini, Fabian melahap makanannya ketika babysitternya atau anggota keluarga yang lain sibuk mengalihkan perhatiannya dengan mainan kereta, mobil, bola sampai ke kegiatan tiup lilin (seperti layaknya sedang ulang tahun) dan meniru mamanya memasak menggunakan penggorengan dan sendoknya. Jadi dia tidak pernah sadar kalau sedang makan, karena pikirannya fokus ke kegiatan lainnya.
Bagaimana dengan kursi makan?
Bila Fabian didudukan di kursi makannya, maka ada 2 kemungkinan dia akan duduk untuk 30 detik, atau langsung berusaha berdiri di kursi makan tersebut. Bila dia diikat dengan tali pengaman di kursi tersebut, teriak frustasinya akan mengelegar di udara..
Apa akibatnya?
Hal ini menyebabkan dia tidak mau mengunyah makanannya. Setiap suap nasi dan kuah yang masuk kemulutnya akan langsung ditelan. Saya merasa serba salah, karena sampai sekarang makanannya masih harus lembut dan berkuah. Bila nasinya dibuat seperti layaknya nasi orang dewasa (pulen), maka dia akan mual, karena terlalu kasarnya makanan tersebut. Dari beberapa artikel dan seminar, saya mendengar bahwa seharusnya saya sudah memberikan nasi biasa, bukan nasi yang lunak kepada anak diatas usia 1 tahun. Tapi disisi lain, berat Fabian sejak usianya 1 tahun tidak bertambah sampai 1.5 tahun (tetap di 10.75 kg). Jadi bila nasinya tidak dibuat lembek, maka tidak ada makanan yang masuk, takutnya perkembangannya terhambat.
Sampai saat ini Fabian masih meminum ASI, walaupun sudah dicampur dengan susu formula Procal 3. mungkin ini pula yang menyebabkan badannya sangat kurus. Ditambah dengan tinggi badannya yang melebihi anak lain diusianya, membuat dia terlihat seperti korek api.. kurus..
Apa solusinya?